Apa sih arti bagaia itu...
coba qta simak cerita ABUNAWAS
ini.......
Sudah lama Abu nawas tidak dipanggil ke istana untuk menghadap Baginda. Abu nawas juga sudah lama tidak muncul di kedai teh.
Kawan-kawan Abu nawas banyak yang merasa kurang bergairah tanpa
kehadiran Abu nawas. Tentu saja keadaan kedai tak semarak karena u nawas
si pemicu tawa tidak ada.
Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu nawas. la mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari masalah pelik yang dihadapinya.
Salah seorang teman Abunawas ingin mencoba menolong.
"Cobalah utarakan kesulitanmu kepadaku barang-kali aku bisa membantu." kata kawan Abu nawas.
"Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit, Sedangkan aku tinggal
bersama istri dan kedelapan anak-anakku. Rumah itu kami rasakan terlalu
sempit sehingga kami tidak merasa bahagia." kata orang itu membeberkan
kesulitannya.
Kawan Abu nawas tidak mampu memberikan jalan
keluar, juga yang lainnya sehingga mereka menyarankan agar orang itu
pergi menemui Abu nawas di rumahnya saja.
Orang itu pun pergi ke
rumah Abu nawas. Dan kebetulan Abu Nawas sedang mengaji. Setelah
mengutarakan kesulitan yang sedang dialami, Abu nawas bertanya kepada
orang itu.
"Punyakah engkau seekor domba ?" tanya Abu Nawas
"Tidak, tetapi aku mampu membelinya." jawab orang itu.
"Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu." Abu nawas menyarankan.
Orang itu tidak membantah. la langsung membeli seekor domba seperti yang disarankan Abunawas.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas.
"Wahai Abu nawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku
bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih
buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba." kata orang itu
mengeluh.
"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka di dalam rumahmu" kata Abu nawas.
Orang itu tidak membantah. la langsung membeli beberapa ekor unggas yang kemudian dimasukkan ke dalam rumahnya.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas.
"Wahai Abu Nawas,aku telah melaksanakan saran-saranmu dengan menambah
penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun begitu aku dan
keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak
penghuninya. Kami bertambah merasa tersiksa." kata orang itu dengan
wajah yang semakin muram.
"Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu" kata Abu Nawas menyarankan.
Orang itu tidak membantah. la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di dalam rumahnya.
Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata,
"Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku
sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih
mengerikan dari pada hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah
tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu." kata orang
itu putus asa.
"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan maka juallah anak unta itu." kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. la langsung menjual anak unta yang baru dibelinya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu dan bertanya,
"Bagaimana keadaan kalian sekarang?"
"Keadaannya sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal disini." kata orang itu tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu sekarang juallah unggas-unggasmu" kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. la langsung menjual unggas- unggasnya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang itu,
"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" Abu Nawas bertanya.
"Keadaan sekarang lebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah
tidak tinggal bersama kami." kata orang itu dengan wajah ceria.
"Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu" kata Abu Nawas.
Orang itu tidak membantah. Dengan senang hati ia langsung menjual dombanya.
Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu. la bertanya,
"Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?"
"Kami merasakan rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang itu
sudah tidak lagi tinggal bersama kami. Dan kami sekarang merasa lebih
berbahagia daripada dulu. Kami mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepadamu hai Abu Nawas" kata orang itu dengan wajah
berseri-seri.
"Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap
dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan
maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu"
Bahagia itu ternyata simple ya.....
lok anda bersyukur atas apa yang uda
pasti anda merasakan bahagia.
kebyakan orang
gak pernah mengerti arti bersyukur itu apa.
makanya banyak yang ngerasain lok dirinya tidak bahagia.
Minggu, 20 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar